Inggris Gencarkan Diplomasi Dagang Pasca-Brexit

Setelah keputusan dramatis untuk meninggalkan Uni Eropa (UE) pada 2016, Inggris kini sedang berfokus pada pergeseran besar dalam kebijakan luar negerinya, terutama dalam bidang perdagangan. Pasca-Brexit, negara ini berusaha membangun hubungan dagang baru dengan berbagai negara di seluruh dunia. Strategi diplomasi dagang ini menjadi semakin krusial karena Inggris harus menciptakan kesepakatan perdagangan yang lebih menguntungkan dan lebih fleksibel, mengingat aksesnya ke pasar tunggal Uni Eropa telah berkurang.

Tantangan yang Dihadapi Inggris Pasca-Brexit

Sebelum Brexit, Inggris adalah bagian dari pasar tunggal Uni Eropa, yang memberi akses bebas pajak dan tanpa hambatan perdagangan dengan 27 negara lainnya. Namun, setelah keluar dari UE pada 31 Januari 2020, Inggris harus menghadapi kenyataan baru: tanpa kesepakatan perdagangan baru dengan negara-negara tersebut, mereka akan dikenakan tarif dan pembatasan yang dapat merugikan ekonomi mereka.

Selain itu, Brexit juga berdampak pada hubungan perdagangan dengan negara-negara non-UE.  Ini memerlukan diplomasi yang cermat, baik dalam menjalin kesepakatan dagang baru maupun mempertahankan hubungan lama.

Diplomasi Dagang sebagai Prioritas Utama

Salah satu kesepakatan terbesar yang tercapai adalah perjanjian slot thailand perdagangan dengan Jepang yang mulai berlaku pada 2021.

Penting untuk dicatat bahwa Inggris berusaha untuk mempercepat proses perundingan dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Pada tahun 2022, Inggris menandatangani perjanjian perdagangan dengan sejumlah negara di kawasan Asia dan Amerika Latin, yang mencakup perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara seperti Singapura dan Vietnam.

Fokus pada Perdagangan Bebas dan Inovasi

Selain itu, Inggris berupaya memanfaatkan perjanjian perdagangan ini untuk mempromosikan inovasi. Hal ini terutama terlihat dalam perjanjian dengan negara-negara yang memiliki sektor teknologi yang kuat, seperti Jepang dan Amerika Serikat. Inggris ingin memastikan bahwa dalam kesepakatan perdagangan yang mereka tandatangani, ada fokus pada pengaturan perdagangan yang mendukung sektor teknologi, penelitian, dan pengembangan.

Sebagai contoh, dalam kesepakatan dengan Jepang, ada pembahasan mengenai kolaborasi di sektor teknologi dan pengaturan terkait perlindungan data pribadi. Hal ini mencerminkan dorongan Inggris untuk menempatkan teknologi sebagai bagian integral dari kebijakan perdagangan luar negeri mereka.

Tantangan Global dan Ketegangan Geopolitik

Meskipun diplomasi dagang Inggris pasca-Brexit menunjukkan hasil yang positif, tantangan global tetap ada. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China, serta ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan global, dapat memengaruhi kebijakan dagang Inggris.

Di samping itu, ada tantangan dalam memastikan bahwa kesepakatan perdagangan ini benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh sektor ekonomi Inggris.