NYSSENATE31 – Bangsa Saxon merupakan salah satu suku Jermanik yang asalnya dapat ditelusuri kembali ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jerman Utara. Sejarah mereka mencerminkan perjalanan dari suku barbar kuno ke pemain kunci dalam pembentukan Eropa pada Abad Pertengahan.

Asal-Usul dan Migrasi

Suku Saxon pertama kali disebutkan oleh penulis Romawi Ptolemeus pada abad ke-2 Masehi. Mereka mendiami wilayah di sekitar Laut Utara, termasuk bagian dari modern-day Belanda, Jerman, dan Denmark. Selama periode yang dikenal sebagai “Völkerwanderung” atau “Migrasi Bangsa-Bangsa” pada abad ke-4 dan ke-5, berbagai suku Jermanik, termasuk Saxon, mulai bergerak ke selatan dan barat, sering kali mendesak batas-batas Kekaisaran Romawi.

Konflik dengan Kekaisaran Romawi

Bangsa Saxon sering kali terlibat dalam konflik dengan Kekaisaran Romawi. Mereka terkenal karena serangan laut dan perampokan ke wilayah Romawi, termasuk Britannia. Romawi mencoba untuk mengkontrol mereka dengan membangun limes atau benteng perbatasan, tetapi dengan menurunnya kekuatan Romawi, Saxon menjadi semakin berani.

Pendirian di Britannia

Dengan jatuhnya kekuasaan Romawi di Britannia pada awal abad ke-5, Saxon, bersama dengan suku-suku Jermanik lainnya seperti Angles dan Jutes, mulai menetap di pulau itu secara besar-besaran. Mereka membentuk kerajaan-kerajaan yang akan menjadi dasar bagi apa yang akhirnya dikenal sebagai Inggris – kata ‘Anglo-Saxon’ berasal dari gabungan Angles dan Saxon.

Saxon dan Kristen

Meskipun awalnya beragama pagan, bangsa Saxon di Britannia dan di benua Eropa akhirnya menerima Kristen. Misi-misi agama, seperti yang dipimpin oleh St. Augustine di Kent, dan St. Boniface, yang bekerja di antara suku-suku Jermanik, memainkan peran penting dalam konversi mereka.

Pengaruh di Eropa Kontinental

Di benua Eropa, bangsa Saxon menonjol dalam Konfederasi Saxon, yang berhasil menolak penaklukan oleh Kekaisaran Karoling di bawah Charlemagne selama beberapa dekade. Namun, mereka akhirnya dikalahkan dan dipaksa untuk mengkonversi ke Kristen sebagai bagian dari kampanye Charlemagne untuk menyatukan dan memakristenkan Eropa.

Era Feudal dan Akhir

Pada Abad Pertengahan, Saxon menjadi bagian integral dari Feudal Eropa. Mereka berkontribusi pada pengembangan budaya, hukum, dan ekonomi Jerman, dan munculnya negara-negara seperti Sachsen merupakan bagian dari struktur Feudal Jerman. Namun, identitas Saxon sebagai suku terpisah mulai memudar seiring waktu, terutama setelah mereka terintegrasi sepenuhnya ke dalam struktur feodal dan politik yang lebih luas di Eropa.

Sejarah bangsa Saxon adalah cerita tentang adaptasi dan pengaruh. Meski mereka mulanya adalah suku Jermanik yang berperang dan berpindah-pindah, mereka menjadi pembentuk utama identitas dan sejarah Inggris serta berperan penting dalam sejarah Eropa. Sisa-sisa kebudayaan mereka, baik di Inggris maupun di Eropa, masih ada hingga hari ini, memberi kesaksian akan kedalaman jejak yang mereka tinggalkan.